Makalah Hadits Tarbawi Tentang Metode Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
sudah ketahui bahwa pendidikan
adalah suatu kewajiban bagi warga suatu negara demi keberlangsungan dari negara
tersebut. Kita lihat bangsa yang maju karena faktor pendidikannya juga menjadi
tombak utama dan kewajiban bagi warga negara tersebut. Pendidikan menjadi tolak
ukur dari kemajuan suatu bangsa, baik itu pendidikan akhlak, moral, serta
intelektualitas.
Pendidikan yang baik karena
ditopang pengelolaan yang baik, baik dari segi pengelolaan pendanaan dalam
sarana prasarana, pengelolaan sitem pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang
akan disampaikan serta pengelolaan metode yang akan digunakan ketika proses
belajar mengajar berlangsung.
Selain dari itu, pendidikan juga
membutuhkan metode-metode yang cocok dengan materi apa yang harus disampaikan
oleh pendidik kepada peserta didik. Maka dengan ini, kami merasa bangga untuk
menulis karya ilmiah tentang metode pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari metode pembelajaran ?
2.
Serta apa macam-macam metode pembelajaran dan
beserta hadits ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah
ini, agar mengetahui pengertian metode pembelajaran serta apa macam-macam
metode pembelajaran yang disertai hadits-haditsnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Definisi metode pembelajaran
dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan,
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan
kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya.
Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan metode adalah cara yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Metode dalam bahasa Arab disebut
dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan adalah sesuatu yang dilalui supaya
sampai ke tujuan. Mengajarkan materi pelajaran agar dapat diterima peserta
didik hendaknya menggunakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih
tepatnya cara dan upaya yang dipakai pendidik. Muhammad ‘Abdu Rahim Ghunaimat
mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang praktis yang menjalankan
tujuan-tujuan dari maksud-maksud pengajaran.
Dengan demikian dapat dipahami
bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan teknik berarti metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu.
Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama.
Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Teknik adalah
cara mengerjakan sesuatu.
B. Macam-macam
Metode Pembelajaran
Ada beberapa macam metode pembelajaran
yang mana metode ini akan dilengkapi hadits-hadits sehingga dari penjelasan
hadits tersebut mengandung aspek dalam dunia pendidikan. Diantaranya ialah :
metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen, metode tanya jawab, metode
demonstrasi, metode pujian, metode pemberian hukuman dan lain sebagainya.
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara
menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan
kepada anak didik atau khalayak ramai.
Metode ceramah ini pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu
yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-terangan, seperti hadits berikut:
حَدَ ثَنَا
قُتَيْبَة بْن سَعِيْدٌ وَزُهَيْرِبْن حَرْبِ، قَالَ، حَدَ ثَنَا جَرِيْرٌ، عَنْ
عَبْدِ اْلمَا لِكِ بْن عُمَر، عَنْ مُوْسَى بْن طَلْحَة، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
قَالَ، لَمَّاأَنْزَ لَتْ هَذِهِ الأَيَةِ "وَأَنْذِرعَشِيْرَ نَكَ
اْلأَقْرَبِيْنَ" (الشعراء:125)، دَعَارَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ قُرَيْسِيَّا، فَاجْتَمَعُوْا، فَعَمُّ وَخَصُّ. فَقَالَ،
"يَابَنِيْ كَعَبْ بِنْ لُؤَيْ، أَنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ.
يَابَنِيْ مُرَةْ بْن كَعَبِ، أَنْقِذُوااَنْفَسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَابَنِيْ
هَاشِمَ، أَنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَابَنِيْ عَبْدُ اْلمُطَلِبْ،
اُنْقِذُوا أَنْفُسِكُمْ مِنَ النَّارِ. يَا فَا طِمَةُ، أَنْقِذِيْ أَنْفُسِكِ
مِنَ النَّارِ، فَإِنِّيْ لَا أَمْلَكَ لَكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئَا. غَيْرَ أَنَّ
لَكُمْ رَحِمًا سَا بِلُهَا بِبِلَا لِهَا. " )رواه مسلم(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah
ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata, “Menceritakan kepada kami Jarir, dari
‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan peringatkanlah para kerabatmu yang
terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah SAW memanggil orang-orang
Quraisy. Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW berbicara secara umum dan
khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian
dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka!
Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani
Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai Fatimah, selamatkanlah
dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah
terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan
aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )
a.
Penjelasan Hadits :
Hadits diatas diriwayatkan oleh
tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah sebagai berikut:
periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah
Musa ibn Thalhah, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Abdul Malik ibn Umar,
periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Jarir, periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Zuhair ibn Harb, periwayat ke-6 (sanad 1)
adalah Qutaibah ibn Sa’id, dan periwayat ke-7 adalah Muslim yang juga
berkedudukan sebagai Mukharij.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa
menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran yang
telah ditentukan, bahkan memberi peringatan kepada siapapun dapat menggunakan
metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berbicara secara
umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan mengajak
orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan
usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan
Allah terhadap umatnya.
b.
Aspek Pendidikan
·
Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah
satu penyampaiaannya adalah dengan
metode ceramah
·
Dengan metode ceramah, murid atau orang yang
menerima ilmu itu, akan lebih merespon dengan mendengarkan apa yang seorang
guru bicarakan dalam ceramahnya.
·
Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru
untuk mengemas materi yang ia akan sampaikan dengan tata bahasa yang baik dan
mudah diterima oleh murid.
c.
Kelebihan dan kelemahan metode ceramah
Kelebihan :
·
Bahan pelajaran dapat di sampaikan sebanyak
mungkin dalam jangka waktu yang singkat.
·
Guru dapat menguasai situasi kelas
·
Organisasi kelas lebih sederhana
·
Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga
Kekurangan :
·
Metode ceramah hanya cenderung
mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan disajikan, dan kurang
memperhatikan atau mementingkan segi kualitas penguasaan bahan pembelajaran.
·
Bila kelas tidak dapat dikuasai oleh guru
secara baik, maka proses belajar mengajar kurang efektif.
·
Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan
pelajaran yang telah diberikan itu kepada anak didik.
2.
Metode Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa
latin yaitu “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate” (memeriksa,
menyelidiki). Sehingga metode diskusi
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang
mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan musyawarah untuk mufakat.
Memperluas pengetahuan dan cakrawalah pemikiran. Adapun salah satu hadits yang
berkaitan dengan metode diskusi tersebut yaitu:
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا
الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ
فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ
وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ
هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا
عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي
النَّارِ. )رواه مسلم(
Artinya :
Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali
ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ibnu Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari
Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Tahukah kalian siapa
orang yang muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham
dan harta. Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah
orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat,. Dia
datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini,
menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka orang itu diberi
pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa menebus
kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan kepadanya, kemudian
ia dicampakkan ke neraka.(H.R. Muslim)
a.
Penjelasan hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh
delapan orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah sebagai berikut: periwayat
ke-1 (sanad 7) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 6) adalah Ayahnya
`Ala`, periwayat ke-3 (sanad 5) adalah `Ala`, periwayat ke-4 (sanad 4) adalah
Ibnu Ja`far, periwayat ke-5 (sanad 3) adalah
Ismail, periwayat ke-6 (sanad 2) adalah Ali bin Hujr, dan periwayat ke-7
(sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa`id,
serta periwayat ke-8 adalah Muslim yang juga berkedudukan sebagai Mukharij.
Hadits ini mnejelaskan bahwa
Rasulullah saw memulai pembelajaran
dengan bertanya dan jawaban sahabat ternyata salah, maka Rasulullah saw menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud bukanlah
menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat
tentang pertukaran amal kebaikan dengan kesalahan.
b.
Aspek pendidikan
·
Dengan metode diskusi, masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan bersama yang dapat diselesaikan dengan musyawarah
·
Diskusi mampu melatih ketajaman berpikir
seorang peserta didik.
·
Diskusi juga melatih peserta didik untuk berbicara
dalam menyampaikan pendapatnya atau idenya di depan teman-temanya.
c.
Kelebihan dan kekurangan metode diskusi
Kelebihan :
·
Suasana lebih hidup
·
Melatih sikap yang dinamis dan kreatif dalam
berpikir
·
Hasil diskusi dpat disimpulkan dan mudah
dipahami
Kekurangan :
·
Siswa yang tidak aktif dalam diskusi
dijadikan kesempatan olehnya untuk bermain-main serta dapat menganggu teman
yang lain.
·
Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual
yang sangat menarik untuk didikusikan
·
Peserta didik mengalami kesulitan untuk
menyampaikan pendapatnya secara sistematis.
3.
Metode Eksperimen
Metote eksperiman ialah cara
pembelajaran dengan melakukan percobaan terhadap materi yang sedang dipelajari,
setiap proses dan hasil percobaan itu diamati dengan seksama. Metode ini
biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu
kimia, dan yang sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode
eksperiman, yaitu:
حَدَثَنَا
قُتَيْبَةِ بْن سَعِيْد اَلْثَقَفِيْ وَ أَبُو كَامِلْ اَلْجَحْدَرِيْ-
وَتَقَارَبَ فِيْ اللَفْظِ. وَهَذَا حَدِيْثُ قُتَيْبَة قَالَ، "حَدَثَنَا
أَبُواعَوَانَةْ، عَنْ سِمَاكْ، عَنْ مُوْسَى بْن طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيْهِ.
قَالَ،"مَرَرْتُ مَحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ بِقَوْمٍ
عَلَى الرَؤْسِ النَّخْلِ. فَقَالَ،"مَايَصْنَحُ هَؤُلَاءِ؟
فَقَالُوْا،"يَلْقِحُوْنَهُ، يَجْعَلُوْنَ الذَ كَرَفِيْ اْلأُنْثَى،
فَتَلَقَحْ. "فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم،"مَا أَظُنُّ
يَعْنِي ذَلِكَ شَيْئَ". قَالَ،"فَأَخْبَرُوْا بِذَ لِكَ فَتَرَكُوْهُ،
فَأَخْبَرَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم بِذَ لِكَ فَقَالَ، "إِنْ كَانَ
يُنْفَعُهُمْ ذَلِكَ فَلْيَصْنَعُوهُ، فَإِنَّمَا ظَنَنْتُ ظَنَّا، فَلَا
تَؤَاخِذُونِي بِالظَنِّ، وَلَكِنْ إِذَاحَدَثْتَكُمْ عَنِ اللهُ شَيْئًا
فَخُذُوْابِهِ، فَإِنِّيْ لَنْ أُكَذِّبَ عَلَى اللهِ." )رواه مسلم(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah
ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-Jahdari dan pada satu lafaz, Qutaibah
berkata, “Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari Musa ibn
Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah SAW,
maka di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas
pohon kurma. Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka,
“Kami sedang mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku,
pekerjaan itu tidak ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi
kemudian dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil
baik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata bermanfaat
bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di ambil
peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah, maka
pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap
Allah.”(H.R Muslim)
a.
Penjelasan Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh
tujuh orang perawi, adapun urutan para perawi tersebut adalah sebagai berikut:
sebagai periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Musa ibn Thalhah, sebagai
periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-3 (sanad
4) adalah Sima, sebagai periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Abu ‘Awanat, sebagai
periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Abu Kamil al-Jahdari, sebagai periwayat ke-6
(sanad 1) adalah Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi, dan sebagai periwayat ke-7
(Mukharij) adalah Muslim.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa
Rasulullah memutuskan suatu perkara hanya dengan menduga-duga seperti
mencangkok pohon kurma. Namun setelah dikabarkan orang kepada Beliau bahwa hal
tersebut menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah bersabda “jika pekarjaan
itu bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-dugaan itu”
b.
Aspek Pendidikan
·
Agar murid lebih memahami dengan apa yang
dipelajari, biasanya peserta didik langsung memprktekkan apa yang mereka
pelajari, dan inilah yang disebut dengan metode eksperimen.
·
Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena
dalam ini murid tidak hanya mendapat materi-materi saja.
·
Metode eksperimen akan selalu mengasah otak
anak didik dalam melakukan eksperimen yang mereka ujikan.
·
Dan metode ini biasanya digunakan pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan, seperti : Biologi, Fisika, Kimia dan lain
sebgainya.
c.
Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen
Kelebihan :
·
Melaui metode ini, siswa dapat menghayati
sepenuhnya dan mendalam mengenai pelajaran yang diberikan.
·
Siswa mendapatkan pengalaman langsung dari
apa yang merka uji cobakan.
·
Dapat menimilisir kesalahan, karena siswa
mengamati langsung terhadap suatu proses yang menjadi objek pelajaran atau
mencoba melaksanakan sesuatu
Kekurangan :
·
Jika sarana prasarana kurang memadai maka
kemungkinan terjadi proses eksperimen kurang efektif.
·
Memerlukan banyaak keterampilan dari pendidik
dalam menggunakan serta membuat alat-alat untuk bereksperimen.
·
Bagi guru yang telah terbiasa dalam metode
ceramah secara rutin, misalnya, cenderung memandang metode eksperiman sebagai
suatu pemborosan dan memberatkan.
4.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu
cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta
didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah
mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir di antara peserta didik.
Metode tanya jawab merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh
mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode
tanya jawab, yaitu:
حَدَثَنَا
إِسْمَا عِيْل بْن إِبْرَاهِيْمِ أَخْبَرَنَا أَبُوا خَيَان التَّمِمِيْ عَنْ
أَبِى زَرْعَةْ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ،"كَانَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَوْمًا بَارِزًا لِلنَّاسِ فَاَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ،
مَااْلإِيْمَانُ؟ قَالَ، اْلإِيْمَانُ
أَنْ تُؤْمِنُ بِااللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرَسُولِهِ وَتُؤْمِنُ
بِاْلبَعْثِ." قَالَ،"مَاْلإِسْلَامُ؟" قَالَ،"اْلإِسْلَامُ
أَنْ تَعْبُدُ اللهِ وَلَا تَشْرِكُ بِهِ، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ،وَتُؤْدِيَ
الزَّكَاةَ اْلمَفْرُوْضَةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ.
قَالَ،"مَااْلإِحْسَانِ؟" قَالَ، أَنْ تَعْبُدُ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ
فَإِلَّمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهَ يَرَاكز قَالَ: مُنَى السَّاعَةِ؟ قَالَ:
"مَالْمَسْئُوْلُ عَنْهَا أَعْلَمُ مِنَ السَّائِلِ، وَسَأَخْبَرَكَ عَنْ
أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ اْلآمَتُ رِهًا، وَإِذَا تَطَاوَّلَ رَعَاةُ
اْلإِبْلِ اْلبِهَمِ فِى البُنْيَانِ، فِى خَمْسَ لَا يَعْلَمْهُنَّ إِلَّا الله،
ثُمَّ تَلَا النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَمَ:"إِنَّ اللهُ عِنْدَهُ
عِلْمَ السَاعَة...:لقمان:34) الأَيَة، ثُمَّ اَدْبَرَ، فَقَالَ رَدُوْهُ، فَلَمْ
يَرَوْ شَيْئًا فَقَالَ، "هَذَا جِبْرِيْل جَاءَ يَعْلَمُ النَّاسَ
دِيْنَهُمْ." )رواه البخاري(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Ismail
ibn Ibrahim, memberitakan kepada kami Abu Hayyan al-Tamimi dari Abi Zar’at dari
Abu Hurairah, ia berkata, “pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang dudk bersama sahabat,
tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, “Apakah iman itu?” Jawab Nabi,
“Iman adalah percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, dan pertemuan
denganNya,para rasulNya, dan percaya pada hari berbangkit dari kubur. Lalu
laki-laki itu bertanya kembali. Apakah islam itu? Jawab Nabi SAW, “Islam ialah
menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
mendirikan salat, menunaikan zakat yang di fardhukan, dan berpuasa di bulan
Ramadhan.” Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah Ihsan itu? Jawab Nabi SAW,
Ihsan ialah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya,
ketahuilah bahwa Allah melihatmu.” Lalu laki-laki itu bertanya lagi: “Apakah
hari kiamat itu?” Nabi SAW menjawab, “Orang yanh ditanya tidak lebih mengetahui
daripada orang yang bertanya, tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa syarat
(tanda-tanda) akan tiba hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah malahirkan
majikannya, dan jika penggembala unta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba
membangun gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya
kecuali Allah, yaitu tersebut dalam ayat: “sesungguhnya Allah hanya pada
sisinya sajalah yang mengetahui hari kiamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan
dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu, dan tidak seorang pun yang
mengetahui di manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang
sedalam-dalamnya.” Kemudian pergilah oarang itu. Lalu Nabi SAW menyuruh
sahabat, “Antarkanlah orang itu. Akan tetapi, sahabat tidak melihat bekas orang
itu. Maka Nabi SAW bersabda, Itu adalah Malaikat Jibril AS yang datang
mengajarkan agama bagimu.”(H.R Bukhari)
a.
Penjelasan Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh
delapan orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah sebagai berikut:
periwayat ke-1 (sanad 4) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 3) adalah
Abu Zar`at, periwayat ke-3 (sanad 2) adalah Abu Hayyan at-Tamimi, periwayat
ke-4 (sanad 1) adalah Ismail ibn Ibrahim, serta periwayat ke-5 adalah Bukhari
yang juga berkedudukan sebagai Mukharij.
Hadits tersebut menjelaskan
tentang tanya jawab Malaikat Jibril dengan Rasulullah SAW. Dimana Malaikat
Jibril yang datang sebagai orang lain untuk mengajarkan agama kepada
Rasulullah, seperti “Rukun Iman dan Rukun Islam”
b.
Aspek Pendidikan
·
Salah satu metode yang dapat membuat murid
lebih cepat berfikir dan berproses aktif yaitu metode tanya jawab.
·
Metode tanya jawab ini sebagai respon atau
tanggapan dari murid atas apa yang guru bicarakan pada ceramahnya.
·
Metode tanya jawab bisa dilakukan dengan guru
bertanya pada murid atau sebaliknya murid bertanya pada guru, atas sseuatu yang
ia kurang pahami dari penjelasan ceramah dari guru yang bersangkutan.
·
Metode tanya jawab bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana murid-murid memahami apa yang guru sampaikan.
c.
Kelebihan keurangan metode tanya jawab
Kelebihan :
·
Keadaan kelas menjadi hidup karen siswa aktif
berpikir.
·
Melatih peserta didik agar berani
menyampaikan ide-idenya.
·
Mengetahui perbedaan pendapat para siswa dan
guru dapat membawa ke arah positif.
Kekurangan :
·
Tidak cepat merangkum bahan pelajaran
·
Tanya jawab akan cepat membosankan jika yang
ditanyakan tidak bervariasi.
·
Dari berbagai pengalaman, tanya jawab dapat
menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan pelajaran, hal ini terjadi jika
guru tidak mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan yang diajukan oleh
peserta didik.
5.
Metode Demontrasi
Istilah demonstrasi dalam
pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya
penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang
atau benda. Dengan kata lain metode demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Hadits yang berkaitan dengan metode ini
antara lain:
حَدَّثَنَا
آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ عَنْ ذَرٍّ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أُصِبْ الْمَاءَ
فَقَالَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَمَا تَذْكُرُ أَنَّا
كُنَّا فِي سَفَرٍ أَنَا وَأَنْتَ فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ وَأَمَّا أَنَا
فَتَمَعَّكْتُ فَصَلَّيْتُ فَذَكَرْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا كَانَ
يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
وَكَفَّيْهِ )رواه البخاري(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Adam, ia
berkata, memberitakan kepada kami Syu’bat, memberitakan kepadaku Hakam, dari
Jar, dari Sa’id ibn Abdurrahman ibn Abza’, dari Ayahnya, ai berkata, “Telah
datang Ammar bin Yasir berkata kepada Umar bin Khatthab, “Tidaklah anda ingat
seseorang kepada Umar bin Khatthab, lalu ia berkata, “Sesungguhnya aku sedang
junub, dan aku tidak menemukan air?” Maka berkata Umar ibn Yasir kepada Umar
bin Khatthab, “Ketika saya dan anda dalam sebuah perjalanan. Adapun anda belum
salat, sedangkan saya berguling-guling ditanah kemudian saya salat. Saya pun
menceritakannya kepada Rasulullah SAW, kemudian Beliau bersabda, “Sebenarnya
anda cukup begini. Rasulullah memukulkan kedua telapak tangannya ketanah dan
meniupnya, kemudian mengusap keduanya pada wajah dan tangan beliau.(H.R.
Bukhari).
a.
Penjelasan Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh
tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut, adalah sebagai berikut:
periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Sa’id ibn Abdurrahman, periwayat ke-2
(sanad 5) adalah Sa’id ibn Abdurrahman ibn Abza’, periwayat ke-3 (sanad 4)
adalah Jar, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Hakam, periwayat ke-5 (sanad 2)
adalah Syu’bat, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Adam, dan periwayat ke-7
(Mukharrij) adalah Bukhari. Hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika dalam
sebuah perjalanan dan belum salat (tidak ditemukannya air) maka dianjurkan
untuk tayamum seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dengan cara memukulkan
kedua telapak tangannya ketanah dan meniupnya, kemudian mengusapkan keduanya
pada wajah dan tangan.
b.
Aspek Pendidikan
·
Untuk memperjelas sebuah pelajaran yang
dipelajari, biasanya digunakan metode demonstrasi.
·
Metode demonstrasi dilakukan dengan
memperagakan sesuatu sehingga memperjelas untuk dipraktekkan oleh peserta
didik.
·
Metode demonstrasi sangat baik untuk peserta
didik, karena murid lebih mudah memahami materi dan menguasainya secara
sempurna.
·
Metode ini juga biasanya dilakukan saat
memberi pengajaran kepada murid tentang bab sholat dan lain sebagainya.
c.
Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
Kelebihan :
·
Perhatian siswa dapat difkouskan kepada titik
berat yang dianggap penting bagi guru.
·
Dengan keterlibatan siswa secara aktif
terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan siswa
mendapatkan pengalaman praktis yang biasanya bersifat tahan lama.
·
Menghindarkan pengajaran yang bersifat
verbalisme, yang mana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan
(pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya).
Kekurangan :
·
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi
memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang
cukup banyak.
·
Metode demonstrasi dapat menyita biaya dan
tenaga (jika menggunakan alat-alat yang mahal)
·
Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila
siswa tidak ikut aktif dan suasana menjadik kurang hidup.
6.
Metode Pujian
Metode pujian adalah metode dengan cara memberikan suatu
penghargaan kepada peserta didik akan perbuatan, sikap, atau tingkah lakunya
yang positif. Hadits yang berkenaan dengan metode pujian yaitu:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ، قَالَ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ،
قِيلَ، يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَعَاتِكَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
"لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا
الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ،
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ." )رواه البخاري(
Artinya :
Menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz ibn ‘Abdullah, ia berkata,
menceritakan kepadaku Sulaiman, dari Amar ibn Abi ‘Amar, dari Sa’id ibn Abi
Sa’id al-Maqburi, dari Abu Hurairah, bahwasanya ia berkata, ketika ia bertanya,
“Ya Rasulullah! Siapakah orang yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu pada
hari kiamat?” Rasulullah bersabda, “Saya sudah menyangka , wahai Abu Hurairah bahwa tidak ada yang bertanya tentang hadits
ini seorangpun yang mendahuluimu, karena saya melihat semangatmu untuk hadits.
Orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan “La Illaha illaallah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari
dirinya.”(H.R. Bukhari).
a.
Penjelasan
Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh enam periwayat, yaitu: periwayat
ke-1 (sanad 1) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 4) adalah Sa’id ibn
Abi Sa’id al-Maqburi, periwayat ke-3 (sanad 3) adalah Amar ibn Abi ‘Amar,
periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Sulaiman, periwayat ke-5 (sanad 1) adalah
‘Abdul ‘Aziz ibn ‘Abdullah, dan periwayat ke-6 (Mukharrij) adalah Bukhari.
Dalam hadits diatas bahwa Rasulullah memuji Abu Hurairah atas semangatnya untuk
hadits dan memberi hadiah berupa jawaban atas pertanyaannya kepada Rasulullah.
b.
Aspek
Pendidikan
·
Dengan
metode pujian ini, menjadikan peserta didik giat untuk berbuat kebaikan.
·
Meningkatkan
stimulus agar prestasinya dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
c.
Kelebihan
dan kekurangan metode pujian
Kelebihan :
·
Memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan
yang positif dan bersikap progresif.
·
Dapat
menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah
memperoleh pujian dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun ataupun
semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik.
Kelemahan :
·
Dapat
menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan,
sehingga mungkin bisa mengakibatkan murid merasa bahwa dirinya lebih tinggi
dari teman-temannya.
·
Umumnya
adalah membutuhkan alat tertentu dan membutuhkan biaya.
7.
Metode Pemberian Hukuman
Metode hukuman adalah metode yang dilakukan dengan cara memberikan
sanksi kepada orang atau peserta didik yang telah melakukan kesalahan. Hadits
yang berkaitan denagan metode tersebut adalah:
حَدَثَنَا مُؤَمَّر بْن هِشَام- يَعْنِي
اْليَّشْكُرِيْ- حَدَثَنَا إِسْمَاعِيْل، عَنْ سُوَّارَأَبِيْ حَمْزَةَ- قَالَ
أَبُوْادَاوُد، وَهُوَ سُوَار بْنُ دَاوُد أَبُو الحَمْزَةِ اْلمُزَانِّي
اْلصَيْرَفِي- عَنْ عَمْرِو بْن شُعَيْبِ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ جِدَّهِ قَالَ،
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، "مُرُّوْا
أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْحُ سِنِيْن، وَاضْرِبُوْاهُمْ
عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرُ سِنِيْنَ، وَفَرَقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ
اْلمَضَاجِحِ.")رواه
أبو داود(
Artinya :
Menceritakan kepada kami Mu’ammar ibn Hisyam, yakni al-Yasykuri,
menceritakan kepada kami Isma’il, dari Suwwar ibn Abi Hamzah- berkata Abu
Dawud, “Dia adalah Suwwar ibn Dawud Abu Hamzah al-Muzanni al-Shairafi- dari
‘Amr ibn Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “perintahkanlah anak-anakmu salat ketika usia mereka tujuh tahun, dan
pukullah mereka jika meninggalkannya saat mereka berusia sepuluh tahun, dan
pisahkanlah tempat tidur mereka.”(H.R. Abi Dawud).
a.
Penjelasan
Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh
tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah sebagai berikut:
periwayat ke-1 (sanad 8) adalah Kakeknya
‘Amr ibn Abi Syu’aib, periwayat
ke-2 (sanad 7) adalah Ayahnya ‘Amr ibn Abi Syu’aib, periwayat ke-3 (sanad 6) adalah ‘Amr ibn Abi Syu’aib, periwayat ke-4 (sanad 5) adalah Suwwar ibn Dawud Abu Hamzah
al-Muzanni al-Shairafi,
periwayat ke-5 (sanad 4) adalah Suwwar
ibn Abi Hamzah, periwayat ke-6
(sanad 3) adalah Isma’il, dan periwayat ke-7 (sanad 2) adalah Al-Yasykuri, periwayat ke-8 (sanad ke 1) adalah Mu’ammar
ibn Hisyam, periwayat ke-9 (Mukharrij) adalah Ahmad Dawud.
Hadis diatas menjelaskan tentang memerintah anak-anak untuk melaksanakan
shalat, dan ketika sudah berumur sepuluh tahun boleh memukulnya jika tidak
melaksanakan shalat.
Hadits pendukung
حَدَثَنَا عَبْدِ الله بْن مُسْلَمَةِ بْن
قَعْنَبِ، حَدَثَنَا المُغِيْرَة، يَعْنِي اْلحِزَ لمِيْ، عَنْ أَبُيْ الزِنَادِ،
عَنْ الأَعْرَجَ، عَنْ أَبُي هُرَيْرَة، قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ، "إِذَا قَاتَلَ أَحَدَكُمْ اَخَاهُ،فَاْليَجْتَنِبُ
اْلوَجْهِ.")رواه
مسلم(
Artinya :
Menceritakan kepada kami ‘Abdullah ibn Maslamah ibn Qa’nab,
menceritakan kepada kami al-Mughirat, yakni al-Hizami, dari Abu Zinad, dari
A’raj, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
memukul salah seorang kamu akan saudaranya, maka hindarilah wajah.”(H.R.
Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa dilarang memukul disekitar wajah.
Yang diriwayatkan oleh tujuh perawi, diantaranya: periwayat ke-1 (sanad 6)
adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah A’raj, periwayat ke-3
(sanad 4) adalah Abu Zinad, periwayat ke-4 (sanad 3) adalah al-Hizami,
periwayat ke-5 (sanad 2) adalah Al-Mughirat, periwayat ke-6 (sanad 1) adalah
Abdullah ibn Maslamah ibn Qa’nab, dan periwayat ke-7 adalah Muslim.
b.
Aspek
Pendidikan
· Metode hukuman merupakan metode yang dapat meningkatkan kesadaran
dan kehati-hatian peserta didik.
· Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang
terlalu lunak akan membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak mempunyai
keteguhan hati.
· Sanksi dilakukan dengan teguran, diasingkan atau dipukul dalam arti
tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan sanksi
fisik hendaknya dihindari kalau tidak memungkinkan, hindari memukul wajah,
memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan balas dendam.
c.
Kelebihan
dan kelemahan metode pemberian hukuman.
Kelebihan :
· Hukuman akan menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan
murid.
· Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
· Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya.
Kelemahan :
· Akan memberikan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya diri.
· Murid akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta akan
menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum)
· Mengurangi keberanian anak untuk bertindak.
Itulah beberapa macam metode pembelajaran yang mana metode tersebut
dilengkapi dengan hadits-hadits sehingga dari penjelasan hadits ini mengandung
metode-metode yang sering kita gunakan atau kita rasakan ketika proses belajar
mengajar berlangsung.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Metode pembelajaran adalah cara
yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta
didik, sehingga dengan metode yang tepat dan sesuai, bahan pelajaran dapat
dikuasai dengan baik oleh peserta didik.
Beberapa metode pendidikan yang
dikemukakan dalam makalah ini, terdiri dari metode ceramah, metode diskusi,
metode eksperimen, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode pujian, dan
metode pemberian hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. 2002. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Darajat, Zakiah. 1995.Metodek Khusus Pengajaran Agama
Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi. 2011. Hadis
Tarbawi; Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah.
Jakarta: Kalam Mulia
Nawawi, Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf ibn Maria. Syarah
an-Nawāwi ‘ala Shahih Muslim. Beirut: Dar al-Fikri, 1401 H.
Ibnu Hajar Al Asqalani, Al Imam Al
Hafizh. 1997. Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari. Riyadh: Maktabah
Darussalam
Posting Komentar untuk "Makalah Hadits Tarbawi Tentang Metode Pembelajaran"
Posting Komentar